Download Ebook Gratis
Karya: Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc.,MA
Judul: 20 Sebab Kenapa Harus Memaafkan
Link: Download Now
Pada kesempatan ini kita akan membahas risalah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah yang topiknya adalah 20 sebab kenapa kita harus memaafkan orang yang menzalimi kita. Oleh karenanya pembahasan kita pada kesempatan kali ini adalah tentang sifat memaafkan. | 3 Sifat memaafkan bukanlah sifat yang patut disepelekan, melainkan sifat memaafkan adalah sifat yang agung dan yang Allah Subhanahu wa ta’ala sebutkan bahwa perangai ini merupakan salah satu dari ciri-ciri penghuni surga. Allah Subhanahu wa ta’ala mengabadikan hal ini dalam frmanNya,
“(yaitu) Orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali-’Imran : 134)
Pada ayat sebelumnya, Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan tentang surga. Allah Subhanahu wa ta’ala berfrman,
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali-’Imran : 133)
Dan di antara yang Allah Subhanahu wa ta’ala sebutkan tentang ciri-ciri orang yang bertakwa itu adalah orangorang yang memaafkan orang lain. Oleh karenanya janganlah kita menyepelekan sifat memaafkan ini.
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya perkara yang paling memudahkan seseorang masuk surga setelah tauhid adalah akhlak yang mulia. Terlalu banyak dalil-dalil yang menunjukkan bagaimana mulianya perangai yang baik di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala. Cukuplah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus (mulia).” (HR. At-Tirmidzi no. 2018)
Demikian pula sebaliknya, perkara yang paling memudahkan seseorang masuk ke dalam neraka setelah kesyirikan adalah akhlak yang buruk.
Dan pada kesempatan ini kita akan membahas salah satu dari akhlak yang mulia, yang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa akhlak ini (memaafkan), tidak ada yang mampu melakukannya kecuali para Nabi dan para Shiddiqun (orang yang jujur imannya dan yakin akan hari akhirat). Oleh karenanya tatkala Allah menyebutkan sifat memaafkan kesalahan orang lain, Allah Subhanahu wa ta’ala melanjutkan dengan frman-Nya,
“Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan (ihsan).” (QS. Ali-’Imran : 134
Orang yang bisa memaafkan orang lain adalah orang yang telah mencapai derajat ihsan. Ihsan dalam makna adalah seseorang ihsan dalam beribadah dan ihsan terhadap orang lain. Ihsan terhadap orang lain di antaranya adalah memaafkan kesalahan orang lain dan berbuat baik kepada orang lain. Dan ihsan dalam hal beribadah adalah dia beribadah dengan perasaan seakan-akan dia melihat Allah, dan jika dia tidak mampu maka dia meyakini bahwa Allah melihatnya. Oleh karenanya tatkala ada seseorang yang mampu memaafkan orang lain, tentunya hal tersebut didasari oleh keyakinan yang tinggi terhadap ihsan dalam beribadah dan yakin bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala akan memberikan ganjaran atas sikapnya. Jika seseorang tidak memiliki keyakinan yang kuat bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala sedang melihatnya dan akan memberikan ganjaran atas apa yang dia lakukan, maka tentunya seseorang akan sulit memaafkan. Karena sejatinya sifat memaafkan tidaklah tampak kecuali ketika seseorang terzalimi. Sehingga tatkala orang lain memiliki salah terhadap diri kita, maka saat itulah seseorang diuji apakah dia mau memaafkannya atau tidak. Dan jika Anda meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala akan memberikan ganjaran yang luar biasa kepada orang-orang yang memaafkan, maka pasti Anda akan mudah untuk memaafkan. Dan tatkala seseorang terzalimi, biasanya seseorang akan menuntut balas, karena kezaliman orang lain itu menyakitkan bagi setiap orang. Akan tetapi Allah Subhanahu wa ta’ala mengatakan bahwa di antara sifat-sifat penghuni surga adalah senantiasa memaafkan. Oleh karenanya sebagaimana telah kita sebutkan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa tidak ada yang bisa melakukan hal ini (memaafkan) kecuali para Nabi dan Ash-Shiddiqun.
Baca lebih lanjut, Link: Download Now